BANK MANDIRI

Sabtu, 17 Agustus 2013

Transformasi Budaya dan Bisnis Menuju Mandiri Way



Transformasi Budaya dan Bisnis Menuju Mandiri Way
Forum BUMN Marketeers Club Ke - 10
MANADO- Bank Mandiri melakukan lompatan besar atau disebut transformasi luar biasa sebelum menjadi  institusi lembaga keuangan perbankan yang  hebat. Setelah transformasi budaya kini memasuki tahap transformasi bisnis. ‘’Saat itu tahun 2005 kita memilih melakukan transformasi culture perusahaan daripada membenahi produk bisnis. Karena kultur sangat penting sebagai landasan corporate culture ke depan,’’ urai CEO dan Vice President Bank Mandiri Area Manado Hotman Nainggolan di acara Forum Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) Marketeers Club Manado di kantor Bank Mandiri lantai empat, Kamis (18/7) sore.

Selama 30 menit, putra batak yang sempat menetap di Tondano 30 tahun silam, berapi-api menguraikan proses tranformasi sampai mencapai tahap service excellence. Suasana diskusi yang dipandu Koordinator Liputan Manado Post Idham Malewa terasa hangat dan menarik para pimpinan BUMN lain, karena Hotman begitu luar biasa mempresentasikan.  Hotman yang bertubuh kecil mengulas ringkas tentang  Selling Through Service. Dia mengawali dengan transformasi yang sedang diterapkan di Bank Mandiri. “Apa yang dilakukan oleh Bank Mandiri adalah sebuah terobosan transformasi yang mempunyai ciri khas,” ujarnya.

Saat itu, Bank Mandiri yang baru berusia enam tahun sulit maju, seperti sekoci yang bergerak sendiri-sendiri. Dan akhirnya sekira tahun 2005 direksi memutuskan untuk melakukan transformasi.  Pilihannya ada dua, apakah memilih transformasi bisnis atau transformasi culture. “Tetapi dua-duanya mempunyai kepentingan yang sama,” terangnya.

Selama empat tahun sejak 2005-2010 Bank Mandiri focus mentransformasi budaya perusahaan. Transformasi Bank Mandiri adalah langkah penting yang mengubah segalanya. Tahun 2005 management perusahaan memutuskan mengutamakan culture. Karena berdasarkan pengalaman, perusahaan yang besar, kalau culture tidak kuat maka umur perusahaan itu tidak akan lama. “Untuk itu pihak management mengambil keputusan untuk menguatkan culture,” tambahnya.

Hotman sedikit mengulas proses menentukan transformasi culture tahun 2005. Berhari-hari management termasuk Dirut PT Bank Mandiri Agus Martowardoyo (sekarang Gubernur Bank Indonesia) menyiapkan apa yang akan dilakukan. Dan akhirnya mereka menemukan TIPCE atau trust, integrity, profesionalisme, customers dan excellence. ‘’lima budaya dan sepuluh prilaku,’’ kata Hotman sambil mengutip kata-kata Agus.’’Nah ini  yang aku suka.’’

Nainggolan kemudian menyentil mereka sedang tahap transformasi kedua, atau transformasi bisnis.Tahap ini service memegang peranan penting. Dia melihat bukan pricing atau produk semata, tapi service. ‘’Service ini yang kita jual, yaitu service excellence,’’ ujarnya.

Nainggolan juga menyentil transformasi berikutnya adalah menjadi Mandiri Way. Inilah yang akan menjadi landasan bagi semua orang Mandiri. Menjadi mandirian dan setiap diri karyawan mencerminkan culture Bank Mandiri. ‘’Saya misalnya dikenal orang Mandiri bukan karena seragam atau kartu nama, tapi prilaku saya,’’ katanya.

Terakhir dia menyentil soal service excellence. Karena di dalamnya ada service brand. ‘”Tujuannya buat nasabah loyal,’’ tandas Hotman sambil menyentil istilah marketing persahabatan.

Setelah penjelasan oleh Nainggolan, suasana jadi lebih hidup, ketika moderator memberikan kesempatan kepada peserta. Diawali pertanyaan Kepala LKBN Antara Sulut Guido Merung. Dia menanyakan, tentang tagline Bank Mandiri tumbuh bersama masyarakat, tetapi kenapa dana simpanan lebih besar  dibandingkan kredit kepada masyarakat, apakah bisa itu bersamaan dengan seimbang? Kemudian Kepala PT Pos Indonesia Purwanto yang sedikit mempertanyakan pelayanan berdasarkan kedekatan individual. Dan dari Jamsostek sekadar meminta pengalaman ketika Bank Mandiri digabung menjadi satu.

Pertanyaan Guido ditanggapi dengan menjelaskan LDR secara nasional. Di mana LDR Bank Mandiri sangat ideal, di 90 persen. Sementara LDR Area Manado berkisar di angka 68-70 persen. Dia mengaku bahwa bisnisnya adalah memberikan kredit. “Sebagai salah satu bentuk  tanggungjawab kami kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Pertanyaan kedua, Nainggolan menjawabnya bahwa dalam waktu dekat akan bisa memberikan yang terbaik  ke PT Pos. ‘’Nanti kita akan perbaiki itu,karena itu merupakan bagian kami, berikan kami waktu hingga 2014. Janji kami kepada masyarakat akan memberikan yang terbaik tahun depan,’’ katanya.
Nainonggolan ikut menyentil meraih enam kali berturut-turut penghargaan service perbankan. ‘’Kita target menjadi legenda service. Untuk itu kita target 10 kali juara,’’ tandasnya.

Setelah diskusi, acara dilanjutkan buka puasa bersama dan foto bersama keluarga Bank Mandiri dan pimpinan BUMN. Di antara pimpinan BUMN yang hadir nampak GM Garuda Indonesia Manado Piktor Sitohang, Pimpinan BNI 46 Indomora Harahap, Pimpinan Jiwasraya Baharudin, Pimpinan Merpati Nusantara Airlines Al Ridho, PT Pos Manado Purwanto, Kepala LKBN Antara Guido Merung, ada jua  mewakili Jasa Raharja, Percetakan Negara, Jasindo.(ctr-11)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar